Membaca autobiografi atau memoir seolah-olah terlibat dalam dialog dengan narator yang menjadi jurucakap pengarang: mendengar secara langsung cerita serta pendapat tentang zamannya dengan gaya pengucapan peribadinya. Gaya bahasa dan idiosinkrasi penampilannya menghantar karyanya mirip cereka, tetapi fakta dan kebenaran subjeknya akan menyeretnya menjadi mirip sejarah, dan hakikat inilah yang berkemungkinan melahirkan memoir sebagai wacana intelektual yang artistik; menggugah dan tidak menjemukan.

Autor: Baharuddin Zainal

Membaca autobiografi atau memoir seolah-olah terlibat dalam dialog dengan narator yang menjadi jurucakap pengarang: mendengar secara langsung cerita serta pendapat tentang zamannya dengan gaya pengucapan peribadinya. Gaya bahasa dan idiosinkrasi penampilannya menghantar karyanya mirip cereka, tetapi fakta dan kebenaran subjeknya akan menyeretnya menjadi mirip sejarah, dan hakikat inilah yang berkemungkinan melahirkan memoir sebagai wacana intelektual yang artistik; menggugah dan tidak menjemukan. - Baharuddin Zainal


©gutesprueche.com

Data privacy

Imprint
Contact
Wir benutzen Cookies

Diese Website verwendet Cookies, um Ihnen die bestmögliche Funktionalität bieten zu können.

OK Ich lehne Cookies ab