aku mencintaimu.
dan itu ternyata menyakitkan.
kamu tidak tahu betapa setiap kali kamu berpaling, aku sangat menderita.
aku seperti orang yang sedang menoreh nadi dan meneteskan darah perlahan-lahan.
semakin lama aku jadi semakin lemah hingga darah habis terkuras.
karena itu aku pergi…
aku harus menjauh darimu.
Membaca Kitab Suci buat saya adalah memasuki labirin. Ada ilusi dari sebuah jalan yang lempang dan lurus dengan sebuah 'pusat' - 'akhir yang tertebak, sementara dalam kenyataannya, labirin adalah lorong-lorong sempit. Kita hanya bisa maju atau mundur. Dinding-dinding masif di kanan kiri. Selalu berbelok dan menikung tak terduga.
... Dalam labirin itu, fakta dan fiksi berkait, dunia berkelindan dengan kata-kata. Dan kata-kata tersebut menyajikan semesta yang gumpil - tak utuh, tak sepenuhnya benar, dan menyembunyikan sesuatu yang kita belum tahu.
Kitab suci, seperti juga labirin, bukanlah sebuah peta - proyeksi dua dimensi dari garis dan kurva yang saling bertaut. Peta, hanya sebuah abstraksi, sekumpulan tanda dan legenda yang tak sanggup menggantikan pengalaman. Sementara itu dalam kitab suci, seperti juga labirin, selalu ada misteri yang tidak menuntut untuk dipecahkan, melainkan dialami. Berkali-kali.
Tags: pengalaman alkitab interpretasi kitab-suci
Perjalanan itu, teman,” kata seseorang akhirnya, “akan memakan waktu satu hati saja.
Avianti ArmandTags: life
Tapi Tuhan juga seperti punya jatah waktu yang boleh kita habiskan
berdua. Sia-sia bertahan, sia-sia melawan.
Tags: love philosophy destiny
Jakarta telah menjadi sekadar tempat bertahan hidup, bukan tempat hidup yang mampu memberi arti keberadaan kepada penghuni yang tinggal di dalamnya.
Avianti ArmandTags: philosophy architecture
Kita tahu, kita bisa saling mencintai tapi tidak merasa bahagia.
Avianti ArmandKIta memang tak bisa percaya pada ingatan. Jika ada yang lebih tak pasti daripada masa depan, ia adalah masa lalu.
Avianti ArmandKita tetap suka mengenang, walau tak pernah benar-benar tahu apa guna sejarah bagi kita. Mungkin karena kita tak bisa menyangkal bahwa apa yang kita mengerti sekarang tak bisa lepas dari hal-hal yang kita alami pada masa lalu dan proyeksi kita untuk masa depan.
Avianti ArmandSesungguhnya, kita telah lama jadi penghuni "waktu", sementara rumah telah menjelma menjadi sekadar "ruang transit". Rumah kehilangan batas definitifnya dan menjadi sangat elastis. Kita punya ruang duduk di kafe-kafe berinternet, tidur di jalan-jalan dalam perjalanan pulang dan pergi ke kantor, menerima tamu di lobi-lobi hotel berbintang, makan malam di restoran-restoran yang berganti setiap kali.
Avianti ArmandKita tak lagi mendambakan sesuatu karena kita membutuhkannya, melainkan karena keinginan-keinginan yang terus-menerus didefinisi oleh imaji-imaji yang dikomersialkan, yang pada akhirnya membuat kita berjarak dengan diri kita sendiri, juga dengan dunia di sekitar kita.
Avianti ArmandPage 1 of 2.
next last »
Data privacy
Imprint
Contact
Diese Website verwendet Cookies, um Ihnen die bestmögliche Funktionalität bieten zu können.