Bulan Merah
lalu ditenggak darah bulan merah
lolongnya yang serigala hingga ujung benua
sebayang lindap sebayang lindap melayar-layar
bulan merah mengucur airmata
dengusnya yang api memunahkan negeri-negeri
sebusur waktu sebusur waktu meluncur-luncur
tatap bulan merah di waktu malam merapat di ubun-ubun
hingga purnamanya penuh sempurna
sebugil bulat sebugil bulan menggigil-gigil
o, bulan merah di puncak sunyi geliat sepi amuknya!
Tags: poem
Biar!
tak kau ingat lampu-lampu yang menyihir kita menjadi orang yang mentertawakan dunia. tak kau ingat keringat meleleh di langkah kaki, di punggung, kening, menantang matahari! menunggingkan pantat ke muka-muka orang-orang yang dipuja sebagai dewa!
o, engkau telah membunuh kenangan demikian cepat. seperti kulindas kecoak dengan ujung sepatuku. perutnya yang memburai, putih, mata yang keluar dari kepala, masih bergerak-gerak. aku menjadi pembunuh. seperti dirimu. demikian telengas. tanpa belas. kepada kenangan.
biar. jika kau tak mau temani. biar kurasakan nyeri sendiri. di puncak sepiku sendiri!
Tags: poem
Page 1 of 1.
Data privacy
Imprint
Contact
Diese Website verwendet Cookies, um Ihnen die bestmögliche Funktionalität bieten zu können.