Bulan Merah

lalu ditenggak darah bulan merah
lolongnya yang serigala hingga ujung benua
sebayang lindap sebayang lindap melayar-layar

bulan merah mengucur airmata
dengusnya yang api memunahkan negeri-negeri
sebusur waktu sebusur waktu meluncur-luncur

tatap bulan merah di waktu malam merapat di ubun-ubun
hingga purnamanya penuh sempurna
sebugil bulat sebugil bulan menggigil-gigil

o, bulan merah di puncak sunyi geliat sepi amuknya!

Nanang Suryadi

Mots clés poem



Aller à la citation


Biar!

tak kau ingat lampu-lampu yang menyihir kita menjadi orang yang mentertawakan dunia. tak kau ingat keringat meleleh di langkah kaki, di punggung, kening, menantang matahari! menunggingkan pantat ke muka-muka orang-orang yang dipuja sebagai dewa!

o, engkau telah membunuh kenangan demikian cepat. seperti kulindas kecoak dengan ujung sepatuku. perutnya yang memburai, putih, mata yang keluar dari kepala, masih bergerak-gerak. aku menjadi pembunuh. seperti dirimu. demikian telengas. tanpa belas. kepada kenangan.

biar. jika kau tak mau temani. biar kurasakan nyeri sendiri. di puncak sepiku sendiri!

Nanang Suryadi

Mots clés poem



Aller à la citation



Page 1 de 1.


©gutesprueche.com

Data privacy

Imprint
Contact
Wir benutzen Cookies

Diese Website verwendet Cookies, um Ihnen die bestmögliche Funktionalität bieten zu können.

OK Ich lehne Cookies ab