Saat rintik-rintik itu datang, aku tahu...
akan ada hujan yang hadir di antara bening kristal
yang menetes perlahan di matanya...
Belumkah cukupkah gumpalan awan mendung tinggal di dalam rumah hatiku?
Lalu, dari mana sang matahari akan bangun
dari lelap tidurnya?
Andai aku bisa mengejar kunang-kunang
sang pemburu waktu...
akan kukunci sisa-sisa hidupku bersama nyanyian hujan.
Bahagiaku terbawa angin bersama
kumpulan debu menyedihkan.
Hancur... tak tersisa sedikitpun tawa
yang mengembang di bibir.
Sebab tawa itu telah meramu emosi menjadi desakan luka.


"Aku pun menyadari ada hidupku yang bias....
Namun, hujan dan kamu adalah cinta!"

#NyanyianHujan - @sintiaastarina(less)

Autore: Sintia Astarina

Saat rintik-rintik itu datang, aku tahu...<br />akan ada hujan yang hadir di antara bening kristal<br />yang menetes perlahan di matanya...<br />Belumkah cukupkah gumpalan awan mendung tinggal di dalam rumah hatiku?<br />Lalu, dari mana sang matahari akan bangun<br />dari lelap tidurnya?<br />Andai aku bisa mengejar kunang-kunang<br />sang pemburu waktu...<br />akan kukunci sisa-sisa hidupku bersama nyanyian hujan.<br />Bahagiaku terbawa angin bersama<br />kumpulan debu menyedihkan.<br />Hancur... tak tersisa sedikitpun tawa<br />yang mengembang di bibir.<br />Sebab tawa itu telah meramu emosi menjadi desakan luka.<br /><br /><br />"Aku pun menyadari ada hidupku yang bias....<br />Namun, hujan dan kamu adalah cinta!"<br /><br />#NyanyianHujan - @sintiaastarina(less) - Sintia Astarina




©gutesprueche.com

Data privacy

Imprint
Contact
Wir benutzen Cookies

Diese Website verwendet Cookies, um Ihnen die bestmögliche Funktionalität bieten zu können.

OK Ich lehne Cookies ab