Ibuk belum sempat bilang apa-apa. Tak terucap terima kasih tapi wajahnya penuh syukur.
Iwan SetyawanDalam Genggamanmu, Ibuk
Buku baru. Sepatu baru. Sekolah baru
Untuk anak-anakmu
Agar mereka merekah
Kau bangun jembatan agar mereka tak melalui kali yang keruh
Kau gendong jiwa mereka agar selalu hangat
Kau nyalakan lentera hati mereka...
Malam minggu kemarin. Kau tak hanya berjanji.
Kau berikan napasmu
Kau genggam anak-anakmu. Kau genggam erat.
Di tanganmu yang halus, kau pastikan
Mereka tidak terjatuh...
Ah, sampai di sini, mungkin kau akan bertanya siapa diriku. Tapi apa perlunya kau tahu? Aku hanya bagian kecil dari cerita ini. Aku hanya seseorang yang berusaha mencatat sedikit kenangan agar tak hilang begitu saja ditelan zaman. Jika suatu peristiwa telah pergi, kau tahu, ia tak akan hilang begitu saja. Jika dulu ada tawa, gaungnya masih bisa masih bisa kau dengar di sana. Jika dulu ada air mata, kau masih bisa membasuhnya dengan tanganmu di sana, sekarang. Jika aku mati, kenangan itu akan hidup.
Iwan SetyawanAku melintasi kehidupan dan kala. Aku berlayar menembus senja. Kuberanikan diri menulis untuk mengabadikan momen hidup dalam lembaran kertas. Sekali lagi, dengan segala kemampuan yang aku punya. Kau lihat, betapa sederhana tulisanku. Sekali lagi, aku hanya ingin mengabadikan sebuah momen hidup dalam lembaran kertas ini. Sebagai suatu museum kehidupan.
Iwan SetyawanSetiap kali melihat anak yang sakit, hati Ibuk seperti jatuh," kata Ibuk.
Iwan SetyawanMelihat kalian sehat seperti ini adalah segalanya bagi Ibuk," lanjutnya.
Iwan SetyawanMeskipun banyak kebocoran di sana-sini, kita mesti bersyukur. Kita ada di rumah sendiri. Ada tempat untuk makan pisang goreng bersama-sama," kata Ibuk.
Iwan SetyawanIbuk dan Bapak hampir tak pernah membeli baju Lebaran untuk mereka sendiri. Yang penting anak-anak bisa tersenyum dan mendatangi kerabat dengan bangga. Agar mereka sama dengan anak-anak lain. Ibuk dan Bapak baru membeli baju baru ketika ada rezeki lebih. Kadang hanya tiga tahun sekali.
Iwan SetyawanBapak dan Ibuk tidak pernah memiliki atau berkeinginan membeli sepatu. Mereka ingin membeli sepatu tapi buat apa? Untuk ke kondangan mereka cukup memakai sandal. Ah, semua demi anak-anak.
Iwan SetyawanBiar anak-anak Ibuk seperti anak-anak yang lain, janji Ibuk.
Iwan Setyawan« prima precedente
Pagina 4 di 11.
prossimo ultimo »
Data privacy
Imprint
Contact
Diese Website verwendet Cookies, um Ihnen die bestmögliche Funktionalität bieten zu können.